Sebuah pohon yang besar dan kuat berasal dari sebeji benih yang
kecill dan rapuh. Mungkin pepatah tadi sangat cocok untuk menggambarkan sebuah
kesuksesan dari para pengusaha besar. Satu diantaranya adalah usaha konveksi
milik abah abdul latief di daerah botoran tulungagung jawa timur. Usaha yang
masih bisa disebut dengan semi home industry ini telah menjangkau berbagai
pasaran produk konveksi di wilayah pulau jawa, termasuk sentra pasar tekstil di
asia tenggara yaitu pasar tanah abang Jakarta timur. Tumbuh dan berkembang
dalam area pusat usaha konveksi tidak membuat abah ini berkecil hati
dalam menancapkan petumbuhan usaha. Sebuah usaha yang dirintis dari nol ini
dimulai dengan menjajakan barang milik orang lain. Tekun dan jujur adalah modal
utama pada saat itu. kakek dari seorang
cucu ini mulai berdagang pada tahun 1985, pada mulanya beliau berdagang untuk
membiayai keinginannya untuk kuliah. Namun karena pada saat itu beliau tidak diterima
pada jurusan yang dikehendakinya akhirnya berdaganglah yang digelutinya secara
serius. “mungkin karena Tuhan telah menggariskan jalannya seperti ini, jadi
seiring waktu berjalan penyesalan tidak kuliah perlahan memudar” tukas abah
latief. Waktu berjalan dengan modal yang dimiliknya. Pada sekitar tahun 1987
dengan modal sebesar 250 ribu pada waktu itu, beliau memberanikan diri untuk
membuat produk sendiri. Mencermati keadaan pasar juga menjadi senjata bagi abah
latief ini. “karena pada tahun tahun itu dipasaran produk konveksi hanya
berkutat pada pakaian-pakaian formal dan terkesan lawas (jika dibandingkan
dengan saat ini) saya memulai untuk membuat desain busana muslim” kata abah
latief. Pada tahun tersebut harga satu yard (90cm) kain masih berkisar 500
rupiah. saat itu juga beliau memperkerjakan 3 orang penjahit dengan bergantian.
Dengan modal pengalaman dalam pemasaran saat berdagang beliau mencari sendiri
pelanggan untuk menjual barang hasil produksinya. “ketika barang kita sudah
dikenal, maka bukan lagi saya yang mencari pelanggan, tapi pelanggan lah yang
bakalan mencari saya” jelas abah latief. Memang dengan pemaksimalan kualitas
produk menjadi keunggulan strategi tersendiri. Apalagi ditambah dengan
kemampuan untuk menjaga hati para pelanggan. “kebanyakan pelanggan saya adalah
pemula dalam bisnis pakaian, satu pelanggan saya dari malang yang membuat saya
salut, dia berkeliling dengan gigih memasarkan sapu dan keset dari pintu ke
pintu, setelah mengenal saya dia hijrah berjualan pakaian” katanya. “seiring
waktu dia tetap berjualan dengan cara door to door namun pada suatu
ketika pasang surut penjualan pasti terjadi, karena jika hanya dengan orang
rumahan maka perkembangan permintaan tidak akan berkembang dengan signifikan,
nah disini saya memberi masukan kepadanya, coba cari di pasar-pasar dimana
barang-barang seperti pakaian ini masih bisa masuk, nah disana akan lebih
potensial pemasaran dengan permintaan tinggi.” Imbuhnya. Abah latief juga
menceritakan bagaimana salah satu pelanggannya yang dari malang tadi akhirnya
menjadi seorang bos besar dalam produk konveksi dan memasok berbagai pasar dan
permintaan di daerah malang raya hingga melayani omset pesanan dari abah latif
bisa mencapai 2 milyar , dan tentunya masih bekerjasama dengan produksi
konveksi milik abah latief.
Dalam setiap usaha tentunya selalu ada pahit manisnya dalam menjalin
kerjasama. Karena dalam kesepakatan dengan setiap pelanggan yang dijalinnya
tidak memakai kontrak secara tertulis, namun hanya menggunakan pencatatan nota
pembayaran dan yang paling utama adalah bekal saling percaya dalam kerjasama.
“saya tidak pernah pakai jaminan dalam proses supplai permintaan barang yang
kami produksi, tetapi saya hanya berbekal kepercayaan, karena pada hakikatnya
kepercayaan itu lebih berharga atau lebih mahal daripada sebuah jaminan, kalau
kepercayaan sudah hilang maka sudah dapat saya pastikan usaha itu tidak akan
bertahan lama” ucap abah latief. Dalam proses berjalannya usahnya sendiri abah
latief juga pernah mengalami wanprestasi dalam pembayaran produk yang dijualnya.
Semisal macet pembayaran dari pelanggan, namun si abah ini tidak pernah
melanjutkan perkaranya sampai ke ranah hukum. Beliau tetap saja mempercayai
pelanggan tersebut dengan member tenggat waktu pembayaran hutang dan
kelonggaran.
Terkait dengan kualitas produk etty collection milik abah
latief ini melayani pesanan busana
muslim baik untuk pria wanita, dewasa, dan anak-anak. Namun hanya untuk skala
besar saja, soalnya produk branded ini dari berdirinya sudah meiliki
pangsa pasar wilayah busana muslim. Namun pada proses produksinya, tidak dapat dipungkiri
selalu ada saja cirri (cacat) dalam proses produksinya. Namun cacat
tersebut dalam koridor kewajaran, semisal rusak kancing baju, resleting tidak
jalan dan lainnya yang masih tertolerir. Dan bisa diklaimkan dengan perbaikan
lagi. Namun jika sudah fatal seperti robek pada kain maka dari pihak produsen
menarik lagi barang tersebut dan mengganti dengan sepenuhnya kesalahan yang
telah fatal tersebut. Walaupun sebenarnya abah latief ini juga telah memasang
standart quality control dalam setiap barang produksinya dengan pengecekan
langsung oleh sang istri yang dengan senang hati juga berjibaku dalam
keberhasilan bisnis konveksi ini. Pengecekan sebelum barang beredar tersebut
ditujukan untuk menjaga kualitas, serta untuk memastikan barang diterima dalam
keadaan bagus oleh konsumen perantara maupun konsumen langsung. Karena beliau
yakin kepuasan dan keberadaan konsumen dalam hal ini pelanggan akan terus
menjamin eksistensi usaha konveksi ini. Pelanggan ditempatkan dalam skala
prioritas tetinggi dalam setiap penciptaan produk, sebuah instrument bernama
pelanggan atau konsumen adalah raja yang harus dialayani secara memuaskan. Pada
prinsipnya abah latief sebagai pelaku usaha sangat mengedepankan etika dalam
berbisnis yaitu dalam komunikasi bisnis dengan konsumen perantara atau dari
pihak peng-grosir. Menjaga bahasa dalam berkomunikasi, memenuhi pesanan tepat
waktu serta pemberian insentif bagi para pelanggan yang telah berproses bersama
dalam kurun waktu yang tidak sebentar.
Satu lagi sebuah rahasia kunci dari usaha konveksi abah latief
adalah memanusiakan para pekerjanya. Abah latief tidak menganggap pekerjanya
sebagai buruh atau bawahan, melainkan sebagai rekan kerja yang sama-sama
memiliki visi kedepan meraih kesejahteraan. Begitu pula dengan perkongsian dagang
yang dilakukan dengan para pelanggan yang mayoritas adalah pengusaha besar.
Beliau menganggap suatu kepercayaan dan kesetiaan yang terus menerus akan menghasilkan
sebuah hasil yang secara konsisten dan tak akan pernah terputus. Pada kenyataannya
dapat dilihat bukti dari hasil usaha milik abah latief ini yang hingga saat ini
mampu memperkerjakan puluhan karyawan tiap harinya. Tentunya keberadaan usaha
konveksi ini mampu mengurangi angka pengangguran yang belakangan ini muncul dan
kian bertambah akibat krisis keuangan global ini. Dan sang pemilik sendiri yang
memiliki nama lengkap abdul latief ini, telah mampu menunaikan ibadah haji
bersama istri dari hasil usaha konveksi ini yang pada tahun 2014 mereka mampu
mencapai omset berkisar 10 milyar setiap tahunnya. Suatu bukti bahwa
kepercayaan, kejujuran dan ketekunan adalah kunci kesuksesan.